Saya dan masadit sampai sudah cukup malam dan gelap, seperti yang saya ceritakan di sini (One Fine Morning di Lembah Harau). Akhirnya saya dipertemukan dengan Harau View Homestay. Saya di rekomendasikan oleh salah seorang penjaga Abdi Homestay.
Kalau saya dan masadit tiba di Lembah Harau ketika Matahari masih bersinar, mungkin Harau View Homestay gampang di temukan, karena memang lokasinya tepat dipinggir jalan poros Lembah Harau. Sayangnya, dipinggir jalan gak terpasang papan penanda bahwa itu adalah penginapan. Waktu saya tanya yang jaga, katanya sebelumnya ada terpasang, tapi listriknya gak cukup kuat menampung daya listrik papan penanda yang mereka punya.
Pertama kali sampai di Harau View Homestay, saya sama sekali gak bersemangat, selain karena perdebatan dengan masadit sebelumnya, juga karena Harau View Homestay yang punya lima kamar, belum ada satupun terisi. Setelah mengurus administrasi seadanya dan pembayaran full di awal seharga IDR 200,000 saya dan masadit menginap di Harau View Homestay.
Ada dua tipe Kamar di Harau View Homestay. Tipe pertama adalah kamar dengan desain rumah panggung yang masih terbuat dari papan. Menurut saya mungkin kamar ini yang akan lebih banyak di pesan orang, karena tema yang diusung adalah back to basic. Dan hanya tersedia satu kamar. Karena waktu itu WC nya sedang mampet, akhirnya saya memilih kamar tipe satu nya lagi. Ada empat kamar untu tipe ini. Bangunannya sudah dibangun permanen, dengan lantai dua di dalamnya yang dibangun dengan papan. Ukuran kamar di Harau View Homestay sangaaaaat luas.
Ukurang ranjang dengan size king lengkap dengan dua bantal dan satu guling (i love it!), bantalnya nyaman, bahkan kalah nyaman sama kamar yang saya inapi di Padang :p. Disisi kanan ranjang ada meja hias. Kalau mau nginap lama dan mengemas pakaian, disediakan juga lemari. TV tersedia, meskipun remote-nya hilang dan gak ketemu, akhirnya saya dan masadit cuma nonton satu chanel karena males beranjak untuk tukar siaran hehe.
Selain diluar tersedia set kursi dan meja, di dalam juga disediakan lagi set kursi dan meja. Beranjak ke lantai dua, tersedia lagi kasur lipat dan bantal. Pagi hari saat saya naik ke atas, saya suka suasana di atas. Cocok nih kayanya buat main UNO kalau datengnya rame-rame. Sayangnya, justru karena ini, ruangan di bawah jadi cenderung gelap, bahkan ketika jendela kamar sudah dibuka tirainya. Berbeda dengan suasana di ruangan atas.
Kamar mandi luas. Ada shower, ember pun ada. Waktu saya tanya ada sabun atau gak, baru disediakan sabun. Mungkin saya datang bukan di high session kali ya, waktu saya dateng kamarnya baru akan di pasangi sprei, lantai juga masih agak berdebu, kelihatan banget pas kena cahaya dari luar di pagi hari.
Gak tersedia makanan ataupun minum dari penginapan, jadi kalau kesini saya saranin bawa perbekalan ya. Atau bisa beli di warung sekitar 😉
suka sama konsepnya, berasa di rumah sendiri, betah nih 😀
LikeLike
iya mba, ditambah lagi view sawah sama tebing-tebingnya..wiih makin adeem mba hehe
LikeLike
knp ngga kontak saya saja waktu itu cill ? rumah saya cuma 4km dari simpang ke harau ituu hehee.. enak yaa pandai dan hobby nulis, andai saja saya juga hobby nulis pastilah banyak hal yg mau diceritakan hahaha
LikeLike
ini indra waii yah? mendadak juga kemarin soalnya waii, nexttime mungkin bisa diakomodir ya akomodasi kami kalau ke payakumbuh? hehe
ayok coba aja tulisin apa yang terlintas, saya juga dulu gitu kok
LikeLike
tempat nginepnya sederhana, tapi yang penting bobok nyenyak 🙂
LikeLike
iya mas, entah karena kecapean atau memang tempat sederhananya ini yg nyaman banget ya 😂
LikeLike
nomor yang bs dihubungi nya ada ga ya
LikeLike
Halo mba, maaf saya baru buka blog. Semoga sudah ketemu nomornya ya mba. Ada tertera di foto plang nama di atas mba ^^
LikeLike